
Pesan Terakhir Bachtiar Basri Sebelum Wafat: Jangan Cepat Menobatkan Pahlawan
Dua hari sebelum wafat, Bachtiar Basri sempat menyampaikan pesan reflektif yang kini menjadi kenangan mendalam bagi banyak orang yang mengenalnya.
Pesan tersebut diunggah melalui akun Facebook miliknya pada Selasa, 13 Mei 2025. Dalam unggahan itu, Bachtiar mengajak masyarakat untuk bersikap bijak dalam menilai orang lain serta memahami realitas hidup secara mendalam.
“Dari dulu sampai sekarang, semaju apa pun zaman, pepatah lama tetap berlaku. Seperti kata orang tua: ‘Kalaupun tak ada, apa takkan tempua bersarang rendah, ada gula ada semut,’ dan lainnya,” tulisnya.
Ia menekankan bahwa sejak dahulu manusia selalu dihadapkan pada tantangan untuk membedakan mana yang tulus dan mana yang sekadar ingin mengambil keuntungan.
“Karena itu, kita harus tahu dan bisa membaca: mana yang tulus, mana yang hanya ingin mengambil keuntungan; mana yang ingin jadi benalu, mana yang mau jadi lintah,” lanjutnya.
Menurut Bachtiar, kunci kebijaksanaan dalam menyikapi kehidupan adalah dengan tidak terburu-buru mengangkat seseorang sebagai pahlawan.
“Kuncinya cuma satu: jangan cepat-cepat menganggap orang sebagai pahlawan. Kalau ini terjadi, kita juga akan cepat menganggap orang-orang di sekitar kita sebagai veteran. Siklus sejarah akan terus berulang, dan inilah hidup,” pungkasnya.
Unggahan tersebut kini dikenang sebagai warisan pemikiran dari seorang tokoh yang tak hanya dikenal karena jabatan dan pengaruhnya, tetapi juga karena kebijaksanaan serta ketajamannya dalam memandang kehidupan.
Mantan Wakil Gubernur Lampung, Bachtiar Basri, dikabarkan wafat pada Kamis, 15 Mei 2025. Ia menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdoel Moeloek, Bandar Lampung. (.)