LAMPUNGSTREETNEWS, Bandar Lampung – Festival Krakatau (K-Fest) ke-34 yang akan digelar 1–6 Juli 2025 menuai kritik dari anggota DPRD Provinsi Lampung menyusul ditiadakannya kegiatan ikonik berupa trip khas Festival Krakatau ke Gunung Anak Krakatau tahun ini.
Anggota DPRD Lampung dari Fraksi Demokrat, Hanifal, menyayangkan absennya trip ke Gunung Anak Krakatau dalam perhelatan tahunan yang seharusnya menjadi andalan wisata daerah tersebut.
“Gunung Anak Krakatau itu ikon utama K-Fest. Kalau dihilangkan, festival kehilangan daya tarik utamanya. Jangan sampai event ini sekadar rutinitas tahunan yang monoton,” ujar Hanifal, Senin (30/6/2025).
Menurut Hanifal, meski trip ke Krakatau tidak bisa dilakukan, Pemerintah Daerah seharusnya menyiapkan alternatif yang lebih kreatif. Ia menekankan perlunya inovasi dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari komunitas lokal, pelaku industri kreatif, hingga kalangan swasta.
“Kalau tidak bisa ke Krakatau, ganti dengan hal yang lebih fresh. Libatkan anak muda, komunitas, dan pelaku wisata lokal agar festival lebih hidup dan tidak membosankan,” ucapnya.
Selain itu, Hanifal juga menyoroti soal kesiapan dan perencanaan penyelenggaraan yang dinilainya minim strategi promosi dan terlalu seremonial.
“Promosi tidak bisa dilakukan asal-asalan. Harus menyasar pasar luar daerah, bahkan internasional. Potensi Lampung besar, tinggal bagaimana kita mengemasnya secara profesional,” katanya.
Politikus muda ini menambahkan bahwa festival harus membawa dampak ekonomi nyata bagi masyarakat, terutama pelaku UMKM. Ia menekankan agar kegiatan seperti bazar UMKM benar-benar memberdayakan pelaku usaha lokal, bukan sekadar formalitas.
“Kalau memang ada bazar, pastikan pelaku UMKM lokal benar-benar diberi ruang. Jangan hanya tampil untuk pajangan, tapi tidak ada transaksi yang berdampak,” tegasnya.
Hanifal memastikan DPRD Provinsi Lampung akan terus mengawasi dan mengevaluasi penyelenggaraan agenda pariwisata agar tidak hanya menjadi ajang seremonial, melainkan mampu menggerakkan ekonomi daerah.
“Kalau promosi serius dan pelaksanaannya rapi, K-Fest bisa jadi event unggulan nasional. Tapi kalau disiapkan seadanya, ya hasilnya juga biasa-biasa saja,” pungkasnya.
K-Fest 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung tetap akan berlangsung selama enam hari. Meski tanpa agenda trip ke Gunung Anak Krakatau, panitia menjanjikan serangkaian acara yang meriah dan beragam.
Berikut jadwal lengkap K-Fest ke-34:
Sabtu, 5 Juli 2025: Lampung Mask Street Carnival di Lapangan Korpri, mengangkat tema “Topeng/Penutup Wajah”.
Minggu, 6 Juli 2025: Krakatau Run 2025, dengan tagline ‘Lari dan Berwisata, Sehat Bersama, Jelajahi Lampung’.
Selama festival: Festival Kanikan, Bazar UMKM, Kuliner Nusantara, serta pameran ekonomi kreatif.
Penutupan Minggu malam, 6 Juli 2025: Konser musisi nasional Mr. JONOJONI, serta pengumuman pemenang karnaval topeng. (*)
