
LampungStreetNews, Bandar Lampung – Provinsi Lampung bersiap menyambut kehadiran ikon baru di sektor transportasi dan pariwisata “Kapal Dalom Lintas Berjaya”. Kapal penyeberangan ini dijadwalkan mulai beroperasi pada 1 Juli 2025, bertepatan dengan perhelatan Festival Krakatau. Menariknya, proyek ini tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sedikit pun.
Ketua Komisi IV DPRD Lampung, Mukhlis Basri, mengungkapkan bahwa seluruh pembiayaan kapal ini berasal dari pihak swasta melalui skema kerja sama operasional (KSO). Pemerintah Provinsi hanya terlibat dalam proses perizinan.
“Baru saja kita panggil Dishub untuk memberikan penjelasan terkait pengadaan Kapal Dalom. Kita ketahui di luaran sana informasi beredar, masyarakat taunya Lampung memiliki kapal. Ternyata setelah kita cek, seluruh dana pengadaan dan operasional berasal dari investor. Pemprov hanya terlibat dalam urusan perizinan,” jelas Mukhlis pada Rabu (21/5/2025).
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa Pemprov Lampung akan mendapatkan keuntungan berupa profit sharing sebesar 5 persen dari laba bersih operasional kapal, yang diperkirakan mencapai Rp3,7 miliar per tahun.
“Kapal ini sepenuhnya dioperasionalkan oleh pihak ketiga. Provinsi tidak ikut campur dalam urusan manajemen maupun teknisnya,” tegasnya.
Wakil Ketua Komisi IV, Ahmad Iswan Caya, menambahkan bahwa proyek ini berawal dari adanya slot penyeberangan Bakauheni–Merak yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi Lampung. Kesempatan ini kemudian dimanfaatkan dengan menggandeng investor lewat sistem KSO.
“Dan Lampung tidak menggunakan dana APBD, satu rupiah pun tidak. Atas izin operasional yang diberikan oleh Kementerian Perhubungan itulah kita mendapatkan keuntungan. Karena kalau pakai APBD pasti ada pemeriksaan. Ini murni business to business,” jelas Iswan.
Sekretaris Komisi IV, Yusnadi, menyampaikan bahwa Kapal Dalom saat ini tengah berlayar dari Tiongkok menuju Indonesia. Kapal ini memiliki spesifikasi modern, dengan kecepatan hingga 17 knot, panjang 115 meter, dan lebar 23 meter.
“Kapal ini mampu mengangkut hingga 150 unit kendaraan dan akan dilengkapi fasilitas seperti lounge, restoran, serta layar promosi untuk menampilkan potensi pariwisata di Lampung. Jadi selain sebagai moda transportasi, kapal ini juga menjadi sarana promosi daerah,” ujarnya.
Menurut Yusnadi, Kapal Dalom Lintas Berjaya bukan hanya simbol kemajuan transportasi, tetapi juga representasi kemitraan strategis antara pemerintah dan sektor swasta. Komisi IV, kata dia, berkomitmen mengawal proyek ini agar benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Poin utamanya, ini non-APBD dan menjadi mitra Komisi IV. Tentu akan kita kawal bersama agar manfaatnya maksimal bagi masyarakat Lampung,” imbuhnya.
Yusnadi juga menambahkan bahwa pengembangan sektor transportasi laut di Lampung tidak berhenti di Bakauheni. Komisi IV melihat potensi besar di lima pelabuhan lain Sebalang, Mesuji, Labuhan Maringgai, Manggala, dan Teluk Betung.
“Kelima pelabuhan itu saat ini masih menunggu minat dari investor,” pungkasnya. (*)