GELARAN Lampung Fair kali ini , penuh fenomenal yang membuat masyarakat yang mengunjunginya penuh pertanyaan pertanyaaan yang kurang diterima. Pasta rakyat yang seharusnya rutin tiap tahun dilaksanakanm semenjak wabah pandemi covid 19 melanda dunia terutama Indonesia, sehingga absen 2 tahunan kurang lebih.
Seharusnya ajang pesta rakyat menjadi kenyamanan penonton, ajang tahun ini justru lebih banyak ditemukan ketidakpantasan untuk dipertontonkan, sehingga tidak memberikan kenyamana dan keamanan para pengunjung.
Gelaran yang dipercayakan pemerintah pada APINDO ( Asosiasi Pengusaha Indonesia ) Provinsi Lampung ini, malah banyak menuai badai komplain masyarakat Lampung, dari pengamat hingga rakyat segala kalangan dan instusi publik.
Dari perdagangan Miras, tontonan Aurat, dugaan pelecehan seksual telah terjadi dalam balutan pesta rakyat yang jauh dari moralitas dan adab budaya yang seharusnya ini momentumnya membangun semua lini dari keterpurukan pasca Pandemi.
Seharusnya ajang Lampung Fair menuju pemulihan ekonomi masyarakat, namun sayang disayang , jauh panggang dari api, seperti kata pepatah lama nian yang familiar.
Belum lagi pengamatan dilapangan, sampah yang berserakan, seakan tak ramah lingkungan menghiasi indahnya kerumunan puluhan juta pengunjung yang seketika menyulap lapangan PKOR aset pemerintah Lampung menjadi kumuh jauh dari kata sehat.
Semua yang terjadi di Lampung Fair 2022 ini, disoroti pengamat Unila pun Anggota DPRD Provinsi Lampung, yang tak memberikan arti, mengutip statmen anggota DPRD , tidak ada memberikan promosi kebudayaan Lampung khususnya apalagi untuk memajukan UMKM.
Dalam obrolan media online kepada beberapa petinggi Pemprov Lampung yang tak mau disebut namanya mengatakan, harusnya penyelenggara tidak lepas pemerintah dalam Lampung Fair libatkan sama sinergitas agar dalam penyelenggaran dapat memberikan pikiran pikirannya agar sukses aman.
Kondusifitas terjaga dari hal yang tak diinginkan, dari awal pembukaan saja sudah terlihat terbayang bakalan kacau dan tidak teratur, terlihat dari pentaaannya kurang baik dari stand pedagang UMKM yang seabrek banyaknya, sewa tempat dan sebagainya terlihat kurang persiapan, ibarat buah belum tua sudah dimakan, persiapannya kurang matang.
Seperti inilah yang kta rasakan dan melihat, ajang pesta rakyat yang seharusnya mulus, lancar tanpa kendala. Kali ini pada Lampung Fair 2022, terkesan amburadul dari segala arah. (*)