Bandarlampung-Akademisi Universitas Lampung (Unila) Dedi Hermawan soroti para pejabat yang muncul terkait kasus Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Rektor Unila Karomani, Senin (5/12/2022).
Menurutnya, salah satu masalah klasik tata keuangan sektor publik yang hingga saat ini belum tuntas di reformasi. Bahkan temuan-temuan BPK dianggap “sepi” dan sama sekali tidak menjadi input perbaikan kedepannya.
“Ini juga pertanda lemahnya komitmen kepemimpinan pemerintah daerah untuk agenda reformasi birokrasi dalam hal tata kelola keungan daerah yang efisien, efektif dan ekonomis,” jelasnya kepada Lampung Street News
Ditambahkannya, terlihat sekali gerak lamban membenahi pengeloan keungan publik. Perlu tekanan publik yang lebih kuat agar pemerintah daerah mengelola keungan secara tepat sasaran.
Semua harus diawali dengan seruan kepala daerah utk menciptakan kegiatan perjalanan dinas yg telap dan jauh dari pemborosan. Kemudian pemerintah pusat juga harus lebih tegas untuk mengevalusi dan memberikan punishment.
“Ya ini masih menjadi wajah Indonesia, makanya korupsi sebagai kejahatan luar biasa, karena sudah membudaya di masyarakat dan pemerintah,”paparnya.
Dirinya berharap, persoalan klasik ini menjadi shock terapi bagi kalangan PT dan harapannya semua sektor juga mulai berbenah untuk menghadirkan instansi pemerintah yang minimal praktek korupsi.
Akademisi kritis ini juga menilai, jika Gubernur Lampung Arinal Djunaidi harus memberikan sangsi kepada OPD yang menyalahgunakan kekuasaan.
“Itu persoalan etis, kalau ada kesadaran etis tentu akan bereaksi, dan tergantung juga dengan gubernur, jika memilik mindset etis dalam kepemimpinannya maka harusnya ada sanksi dari yang ringan hingga berat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, kasus suap yang membuat malu dunia pendidikan setingkat Universitas Negeri salah satunya Unila, terungkap di persidangan daftar nama-nama pejabat dan menteri. Selain nama Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang disebut turut menitipkan mahasiswa ke Rektor nonaktif Unila, Karomani, sejumlah pejabat juga turut disebut ikut menitipkan mahasiswa.
Dilansir dari laman Kumparan, Lampung Geh, terungkap dalam persidangan kasus suap penerimaan mahasiswa baru Unila dengan terdakwa Andi Desfiandi yang digelar di Pengadilan Negeri Tanjung Karang, Bandar Lampung, Rabu (30/11).
Dalam sidang dengan agenda pemeriksaan saksi itu, Jaksa Penuntut Umum KPK RI menampilkan 23 nama mahasiswa yang dititipkan melalui Rektor nonaktif Unila, Karomani.
Dari 23 nama mahasiswa tersebut terdapat sejumlah nama pejabat yang menitipkan nama-nama mahasiswa, mulai dari Anggota DPR RI seperti Utut Adianto, Tamanuri, hingga Muhammad Khadafi, kemudian politisi senior asal Lampung, Alzier Dianis Thabrani hingga Bupati Lampung Tengah, Musa Ahmad.
JPU KPK kemudian menanyakan terkait nama-nama mahasiswa tersebut berasal dari fakultas mana saja.
“Sesuai dengan catatan saudara, saya harus konfirmasi karena saudara yang menulis tangan catatan 23 nama ini, saya ingin tanyakan catatan ini catatan saudara dari fakultas mana?,” tanya JPU.
“Itu rata rata dari fakultas kedokteran,” jawab Karomani.
Jaksa KPK juga sempat menanyakan ke saksi Karomani terkait nama-nama yang ditampilkan tersebut apakah semuanya memberikan infak, saksi Karomani lalu menyebut jika tidak semuanya memberikan infak.
Sementara terkait nama-nama tersebut diakui Karomani diterima melalui dua orang kepercayaannya yaitu Mualimin dan Budi Sutomo selaku Dosen Unila.
Berikut ini 23 nama-nama mahasiswa serta nama penitip yang diterima Karomani melalui Mualimin dan Budi Sutomo ;
1. Nadyanka Zafirah titipan Utut PDIP
2. Aisyah Qintara titipan Thomas Aziz Rizka
3. Nabila Putri titipan Thomas Aziz Rizka
4. Karisya Dianta Atede titipan Tamanuri
5. Siti Naya Avivah titipan Polda Lampung Joko
6. Nindya Azfarina titipan Sulpakar Kadisdikbud Lampung
7. Reni Adelia Ruli titipan Bupati Lamteng, Musa Ahmad
8. Faalih Mathul titipan Asep, Pendekar Banten
9. Zaki Algifari, Zulkifli Hasan
10. Zalfa Aditia Putra, Andi Desfiandi
11. Ramadhan Rafi Atha titipan Anggota DPR RI Khadafi
12. Aisyah Ramadhan titipan Keluarga Banten
13. Fitri Sri Wahyuni titipan WR II Asep Sukohar
14. Mariani titipan Asep Banten
15. Angeli Yahya Putri titipan Alzier Dianis Thabranie
16. Namira Azahra titipan Patah
17. Nasrina Talidah titipan Zam
18. Ratu Berta Sofian titipan Mahfud
19. Azahra Fadilah titipan Mahfud
20. Maharani titipan Budi Sutomo Karo Perencanaan Unila
21. Muhammad Zamila titipan Budi Sutomo Karo Perencanaan Unila
22. Calista Putri titipan BA
23. Vreyza Prianti. (*)