Bandarlampung,- Akademisi Universitas Lampung (Unila), Deddy Hermawan, menilai management Lampung Fair 2022 yang buruk terkesan asal-asalan sehingga terjadi penyimpanan moral. Pasalnya hal tersebut terjadi ketika terjadi dugaan pelecehan di wahana rumah hantu, Kamis (3/11/2022) malam beberapa hari lalu.
“Peristiwa yang terjadi di Lampung Fair (LF) sangat memprihatinkan dan mengecewakan. Pihak penyelenggara gagal memberikan rasa aman dan nyaman para pengujung,” jelas Dedi.
Selain itu, minimnya tempat pembuangan sampah, sehingga sampah berserakan di jalan, ketidakikutsertaan empat Kabupaten di acara Lampung Fair diantaranya Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Barat dan Waykanan, parkir liar diarea luar yang mematok dengan tarif Rp10 ribu untuk motor, serta Harga Tiket Masuk (HTM) yang semula Rp10 ribu, tiba2 naik menjadi Rp20 ribu, dengan alasan penjaga tiket jika bintang tamunya terkenal seakan tidak profesional dan terkesan asal-asalan dalam menggelar acara akbar kebanggan masyarakat Lampung.
Menurutnya, penyelenggara atau panitia harus dievaluasi dan diberi sanksi, kemudian proses hukum harus dijalankan, diusut tuntas dan diproses hukum, agar tidak ada lagi kejadian serupa.
“Peristiwa ini memberi dampak buruk bagi event Lampung Fair saat ini dan kedepannya. Kepercayaan publik akan turun,” tegas Dedi kepada awak media.
Dirinya mengecam keras pihak managemen LF berdasarkan fakta-fakta dilapangan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen Lampung Fair tahun ini tidak profesional dan asal-asalan.
“Sehingga wajar terjadi berbagai penyimpangan moral didalamnya, tidak ramah lingkungan, timbul ketidakadilan dengan para penyewa stand di Lampung fair,” pungkasnya. (Red)